www.bumimania.com - KEDATANGAN sejumlah pemain berkelas nasional tak dipungkiri menjadi
salah satu kunci keberhasilan Persak meraih prestasi di musim ini.
Namun, bukan berarti kontribusi pemain asli Kebumen boleh
dikesampingkan. Ngasifudin menjadi salah satunya.
Bermain
bersama pemain nasional tak lantas membuat pemain gelandang yang akrab
disapa Acip itu "tenggelam". Di tengah kehadiran para pemain bintang
seperti Okto Maniani, Leonard Tupamahu, Bijahil Chalwa, Acip yang asal
Peniron Pejagoan itu tetap tak tergantikan. Siapapun pelatihnya, Acip
selalu masuk dalam daftar pemain utama.
"Bermain
bersama sejumlah pemain nasional terasa mimpi bagi saya. Itu memotivasi
saya untuk terus meningkatkan kemampuan dari hari ke hari,"ujar anak
bungsu dari tiga bersaudara itu.
Melihat
aksinya di lapangan, Acip tampaknya sudah mampu menunjukkan pesepak bola
Kebumen tak kalah dari pemain dari daerah lain. Tak salah kiranya Acip
hingga kini dipercaya sebagai kapten di Persak Kebumen. Bahkan, sepak
terjang Acip di lapangan mulai menarik perhatian klub-klub Indonesia
Super League (ISL) setelah berhasil mengantarkan Persak juara Piala
Bupati Banyumas dan runner up Piala Bupati Banjarnegara baru lalu. Salah
satu yang sudah menyatakan minatnya menggunakan jasa Acip, Persela
Lamongan.
Acip
mengakui, selalu mendapat kepercayaan dari pelatih dan manajer bukan hal
mudah. Butuh kemauan kuat, disiplin tinggi dan latihan keras. "Setelah
Liga Nusantara dihentikan, Persak tak lagi menggelar latihan rutin.
Untuk menjaga kondisi, saya selalu berlatih mandiri, " ujar pemain
kelahiran 21 Juli 25 tahun lalu itu.
Disiplin
dan tekun berlatih sudah menjadi kebiasaan Acip sejak muda. Mengenal
sepak bola dari klub Turangga Sakti, Desa Peniron, bakat sepak bola Acip
mulai terasah saat menempuh perguruan tinggi di Universitas Negeri
(Unnes) Semarang. Lantaran suka sepak bola, Acip masuk jurusan olahraga.
Di bangku kuliah, bakat sepak bola Acip makin terasah. "Saya malah
lebih dahulu menekuni futsal," ujarnya yang sempat membawa kampusnya
menjadi juara dalam sejumlah turnamen antar mahasiswa, baik daerah
bahkan nasional itu.
Lulus
kuliah tahun 2012, Acip kemudian menjadi guru pada tahun 2014. Kini
pemuda yang masih melajang itu tercatat sebagai salah satu pengajar di
SMK Taman Karya Kebumen. Sebagai guru, Acip bahkan sudah mengantar anak
didiknya menjadi juara Liga Pendidikan Indonesia (LPI) Kebumen 2015.
Dalam waktu dekat, Acip kembali akan berjuang bersama Persak di ajang
Piala Bupati Cilacap akhir bulan ini.
"Bermain
sepak bola harus dengan hati. Dengan kemauan keras dan bertanggung jawab
kepada diri sendiri kita akan mampu menjadi pemain (pesepak bola) yang
bagus," ujarnya sembari berharap para pemain sepak bola Kebumen akan
mampu berprestasi di masa mendatang.